Minggu, 06 Oktober 2013

5 okt 2013 lagi-lagi mimpi doa dan harapan

Hai! Assalamu’alaykum wr wb.

Hmm… hari ini cukup banyak yang terjadi dalam hidup gue. Hari ini gue ikutan Deteksi. Deteksi itu adalah salah satu nama acara di UKM Kopma. Yup, akhirnya gue milih Kopma alias Koperasi Mahasiswa sebagai organisasi yang gue pilih. Di Kopma ini gue bakalan belajar tentang public speaking dan kewirausahaan. Nah lo, gue banget, kan, tuh! Hehehe… dua hal itu sangat gue butuhin buat mencapai tujuan gue. Entrepreneur!

And… prokernya, alias program kerjanya itu ntar bakalan ada TOT (Training of Trainer). Jadi kita dididik untuk bernai speak up, untuk bisa bicara secara handal kayak trainer gitu. Trus, ntar bakalan ada kunjungan ke radio-radio juga buat latian jadi penyiar radio. Trus, apalagi tadi ya? Banyak sih. Tapi gue lupa. Itu doang yang nyantol hehehe.

Oh ya, itu tadi dari bidang public speakingnya doang. Dari kewirausahaannya ntar bakalan ada program kerja kantin keliling. Ini intinya ya jualan gitu deh. Kayak jaman gue SMK. Wah… udah gue banget deh tuh kalau masalah jualan. Hahahaha…. Tampang makelar, bro! Trus, ada program kerja kantin kejujuran juga. Trus, ada kunjungan bisnis gitu ke dunia industri. Trus, yang pasti bakalan ada seminar kewirausahaan. Ada juga PKM. Kepanjangannya apa gue lupa. Pokoknya ini intinya lomba bikin proposal mengenai kewirausahaan. Ntar yang ide kewirausahaannya bagus bakalan dikasih dana buat modal. Nah tuh, gue ngincer banget tuh. Hehehe…

Oke, itu tadi sekilas tentang Kopma. Then, gue juga mau cerita tentang LSP. Nah, sekarang gue udah hafal kepanjangannya. Lingkar Studi Pendidikan. Iya, gue juga join organisasi ini. Organisasi ini tuh intinya sebagai wadah mahasiswa dalam mengembangkan minatnya menulis karya ilmiah. Yaaa gue pengen meningkatkan kemampuan menulis gue aja. Gue pengen supaya gue nggak cuma bisa nulis karya populer semacam cerpen atau novel aja, tapi juga bisa nulis karya ilmiah. Biar keliatan rada pinter dikit gitu lho. Di sini juga ada pengembangan public speakingnya juga. Tapi kalau di sini lebih diarahkan ke presentasi karya ilmiah gitu. Trus, di sini juga ada program multi language and cultural. Di sini gue bakal belajar bahasa dan budaya negara lain. Pilihannya ada Jepang, Korea, dan Inggris. Gue milih Inggris dong. Secara gue punya darah keturunan eropa gitu. Liat aja nih muka gue. Kayak Emma Watson.

Gubraaaak (Meja, bangku, papan tulis, penghapus, kapur, melayang semua ke jidat gue. Hehehe)

Ya intinya gue udah ngerasa puas sama dua pilihan gue itu. Kopma dan LSP. Gue rasa dua organisasi itu bakalan bisa menunjang kemampuan gue untuk lebih dekat menuju ke cita-cita gue. Yaitu, jadi wirausaha dan penulis. Cieeeeee….. (Beri applause!)

Then, hari ini juga merupakan hari yang bersejarah. Karena apa? Karena tante gue ulang tahun…. Yeeee (Yah… itu sih bersejarah buat tante gue. Buat gue sih kagak -_- )
Nggak ding. Bukan itu yang bersejarah b4nGgGgeDh di kehidupan gue hari ini. Yang bersejarah itu adalah….

1. Akhirnya gue ngirim novel gue ke Gramedia Jakarta. Yup, setelah tahun lalu ditolak, tahun ini gue kembali mengirim novel gue—setelah gue merombak total novel gue tentunya. Tahun lalu total halaman novel gue 225 halaman. Dari jumlah halamannya aja udah over. Ya ditolak. Hehe… dan waktu itu emang jalan ceritanya sinetron banget sih. Banyak yang nggak masuk akal. Waktu itu gue malah berharap novel gue ditolak aja. Soalnya kalau beneran diterima, novel gue malah jadi novel memalukan yang pasti bakal dihujat banyak orang. Dan jeng-jeng-jeng… novel gue ditolak. Sakit hati sih. Tapi gue bersyukur. Karena dengan begitu gue masih dikasih kesempatan buat memperbaikinya lagi.

Then, tahun ini gue rombak tuh novel dan total halamannya adalah 156. Sebelum gue kirim, gue sempet minta tolong ke temen gue Novita buat ngasih kritik gitu. Tapi waktu gue kasih ke dia total halamannya masih 185 . Jadi, dari 185 halaman trus nyusut ke 156 halaman itu melalui proses pemotongan yang cukup menguras pikiran. Banyak banget yang gue hilangkan karena gue anggep justru bikin jalan ceritanya jadi bertele-tele. Dan banyak adegan baru juga yang gue hadirkan karena buat menambal lubang-lubang yang muncul akibat dari pemotongan itu.

Trus-trus-trus, penerbit yang gue tuju juga masih sama. Gramedia. I know it’s hard. Tapi, yaaa. Gue nggak mau nyerah. Semangat gue terlalu berharga untuk dikalahkan oleh sebuah kegagalan. Wusss…. Ya, kali ini gue menganut pahamnya Andrie Wongso. Beliau punya kata-kata mutiara, “Harga sebuah kegagalan dan kesuksesan bukan dinilai dari hasil akhir, tapi dinilai dari proses perjuangannya.” Jadi, proses itu adalah nilai investasi yang paling tinggi. Prosesnya, Pak, Buk, Mas, Mbak! Bukan hasilnya.

Dan kalau kali ini gagal lagi, it’s okay. Gue udah ngerasa puas dalam pengerjaan novel ini. Jadi, gue nggak bakal ngasih perombakan total lagi. Ya, mungkin gue benahin dikitlah. Tapi setelah itu gue ngirimnya ke penerbit lain. Nggak Gramedia lagi. Mungkin gue emang nggak seselera sama editornya. Makanya ditolak. Gue masih bisa nyoba penerbit lain. Plot Point, Gagas Media, Bukune, Puspa Swara, dan banyak lagi pintu yang masih bisa gue ketuk. Gramedia is not the only one way to reach my glory, right?

2. Well, itu tadi hal bersejarah pertama dalam hidup gue. Hal bersejarah kedua adalah, gue udah daftar speech contest. Dan itu berarti gue udah positif untuk melaju ke panggung pidato hehehe. Besok tanggal 26 speech contest itu bakalan berlangsung. Well, kali ini gue nggak berambisi untuk menang. Tujuan gue kali ini cuma pengen membuktikan pada diri gue sendiri bahwa gue udah lebih baik dari ketika gue ngikutin lomba English Camp. Ya, gue mengevaluasi kegagalan gue di lomba English Camp. Kali ini gue bakalan totally fight. Not for winning, but for proofing to my self that I’ve changed into a better person. That’s it. Peserta speech contest lainnya nggak gue anggep lawan. Justru yang gue anggep lawan adalah diri gue sendiri. Gue harus bisa ngalahin diri gue sendiri. Gue harus lebih bagus dari Aristi yang waktu itu ikut English Camp. Harus! Kalau gue kalah dari peserta lainnya, nggak masalah. Karena memang bukan mereka yang gue anggep lawan. Tapi gue harus menang dari diri gue sendiri, karena diri gue sendiri yang merupakan lawan gue. Gue nggak melihat peserta lain. Bukannya sombong. Lagian apa juga yang bisa gue sombongin. Tapi yang perlu gue lakuin adalah berlari sekencang-kencangnya, tanpa perlu melihat ke kanan dan kiri.

 Kadang ada kalanya kita lebih baik buta. Karena kadang kalau kita bisa lihat, justru kita bisa tau seberapa berat rintangan yang bakal kita tempuh, dan itu justru bikin kita gentar duluan sebelum maju perang. Kayak yang pernah dibilangin sama Prudie E Chandra. Beliau adalah pendiri lembaga pendidikan Prigama. Beliau pernah bilang gini, “Ada seorang direksi bank yang mau buka usaha. Dia itung-itung terus tentang segala risiko usaha yang akan dia lakoni, selalu tidak positif. Akhirnya dia malah nggak buka-buka usaha karena itung-itungan terus. Saya bilang, jangan dihitung terus. Usaha itu dibuka baru dihitung. Ini street smart. Kalau ngitung dulu baru buka, ndak akan buka-buka usahanya. Makanya, yang membuat orang takut itu bukan sisi gelap. Tapi sisi terang. Karena dalam keadaan terang dia bisa tahu hitung-hitungannya, bisa tau risikonya bakalan gede, akhirnya jadi takut buka usaha. Kalau gelap, tidak tahu apa-apa, mau buka usaha ya buka saja. Itulah, ambil risiko itu berarti harus gelap. Maksudnya, jangan terlalu banyak mikir.

Ya well, kalian bisa nyimpulin sendirilah postingan gue kali ini. Dan… betewe, di postingan kali ini gue keliatan cerdas banget ya. huehehehe… pake acara nampilin kata-kata mutiara dari orang sukses, lagi. Iya dong… secara gue udah mampir ke perpus. Baca buku, bukan numpang ngadem. Hehehe… Tapi buku yang gue baca buku yang tipis, yang tulisannya nggak kecil-kecil and rapet-rapet, trus yang ada gambarnya. Kalo bukunya tebel, tulisannya kecil-kecil, nggak ada gambarnya pula. Aduuuh… udah bikin males aja deh. Hehehe…

Ya udah deh, sekian postingan gue kali ini. Penting nggak penting, semoga enjoy baca postingan gue. Thanks udah mampir di coretan nggak penting gue ini. Hehe… well then, good bye guys. See you to the next post. Wassalamu’alaykum wr wb

Tidak ada komentar: