Rabu, 21 Agustus 2013

make up my mind

Hai! Anyway ini adalah hari kedua gue menjalani masa OSMARU (Orientasi Studi Mahasiswa Baru).
Eng-ing-engggg..... yup-yup-yup akhirnya tiba juga waktunya untuk gue terjun ke kampus yang yaaaaa agak nggak srek di hati.

Well, first day. It was so boring.... to be honesttt... dari temen-temennya, dari kakak tingkatnya, dari acaranya. I just wanna go out from there as soon as I caaaaaan..... O ma gaaaah....

Trus, trus, trus, trus... di hari kedua. I met a friend from Wonogiri.   Her name is Inten, and emmm... she is a handicapped. Well, I adore her passion. She came so far away from Wonogiri--well, actually it's not so far--but, with her condition she won't give up. She is not as lucky as us, she come from Wonogiri, and her family was just moderate. But, with all the boundaries, she still want to study. I adore her passion.

Rasanya gue kayak ketampar. Gue ngerasa bego aja. Dengan kondisi gue yang begini, dengan dua tangan sempurna, dua kaki sempurna. Semuanya sempurna. Rumah ada di Solo, nggak perlu ngekost, masalah biaya kuliah aman, masalah uang jajan aman, masalah keperluan kuliah kayak laptop modem printer dll juga aman. Bahkan sekarang gue dikasi motor. Padahal gue nggak pernah minta. Bayangin bisa naik motor aja nggak pernah--hehe... gue pernah kecelakaan pas naik motor sendirian soalnya. Jadi cukup trauma dan nggak pernah bayangin bakalan berani naik motor lagi.

Well, balik lagi. I mean, hidup gue untuk kuliah tuh bener-bener udah dipermudah. Sangat-sangat jauh lebih mudah dari temen-temen gue. Tapi kenapa gue nggak bisa bersyukur?

Oke, gue masih sakit ati karena nggak bisa ketrima di universitas impian gue yang udah gue impiin dari kecil. Tapi kemudian, gue kayak dibangunkan secara lembut. Pelan-pelan Tuhan menyadarkan gue, bahwa ada yang hilang berarti ada yang datang. Gue kehilangan universitas yang gue cintai itu, tapi gue didatangi oleh sejumlah berkah yang ternyata banyak banget. Gue terlalu terlarut dalam kekecewaan, sehingga gue menutup mata dari segala berkah yang diberikan-Nya.

Well, idealis boleh. Bagus malahan. Tapi masalahnya, idealis sama egois itu beda dikit. Dikit banget.

Dan gue salah menakar rasa idealisme dalam diri gue, sehingga rasa itu malah berubah menjadi rasa egois. Gue pengen kuliah di univ yang gue pengenin itu karena gue liat UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa. Kayak ekskul kalau di tingkat sekolahan) di sana maju. Gue punya beberapa kenalan yang kuliah di sana dan mereka keliatan bangga banget bisa kuliah dan ikut UKM di sana. Mimpi bisa kuliah di sana itu udah ada sejak SMP. Gue jaga mimpi itu dalam hati gue, gue lakuin seluruh hal yang menunjang gue untuk dapat kuliah di sana--lo tau apa, gue dulu pemalu banget. Introvert, minder, nggak berani speak up-lah pokoknya. Tapi kemudian gue sadar, untuk bisa masuk di universitas itu gue butuh soft skill. Itu sebabnya lulus SMP, gue berubah jadi power ranger. Hehe... nggak ding. Lulus SMP, gue berubah jadi manusia baru yang ekstrovert, percaya diri, dan berani menyuarakan pendapat. Semua itu gue lakuin supaya gue bisa sejajar dengan kandidat lain yang ngincer universitas itu. Gue berusaha meningkatkan kualitas diri gue baik dari segi hard skill maupun soft skill. Pokoknya gue belajar bener-bener deh, but then... tadaaaaa I failed.

Dari tulisan-tulisan gue sebelumnya, lo tau kan gue jadi frustasi banget. Gue ngerasa jadi orang paling broken di dunia. Bahkan, ada saatnya gue jadi nggak percaya Tuhan. Yaaah.... that was the worst...

Tapi yah, bener juga katanya Eyang Kartini. Habis gelap, terbitlah terang. Setelah masa-masa suram gue dilanda frustasi, perlahan gue mulai disadarkan bahwa gagal bukan berarti gue kalah. Gue masih menang, maaaan! Gue hanya nggak menyadarinya. Gue hanya belum mampu menyibak maksud Tuhan sebenarnya.

Gue mulai dapet suntikan semangat di hari kedua OSMARU. Di hari kedua itu para perwakilan UKM di UNS pada presentasi tentang UKM-UKM mereka. Mungkin UKM-nya nggak sebagus sama UKM yang ada di universitas impian gue. Tapi gue nggak mau banding-bandingin. Yang di depan gue sekarang adalah UNS. Maka gue akan melangkah di sana.

Gue tertarik sama UKM LPS. (Apa sih kepanjangannya gue lupa. Pokoknya tentang organisasi karya ilmiah gitu, tulis menulis, jurnalistik, begitulah pokoknya.). Dan-dan-dan-dan yang bikin hepi adalah di LPS itu ada lomba Speech! Speech contest! Aaaaaaaa..... mata gue langsung ijoooo! Speech contest, sejak gue ikutan lomba english camp--walau kalah--gue jadi ketagihan sama pidato bahasa inggris. Makanya waktu liat ada lomba Speech gue langsung tertarik. Gue langsung lupa kalau sebelumnya gue bete banget sama semua hal yang ada di kampus ini.

Well, sekali lagi gue harus menarik ucapan gue sendiri. Di postingan gue yang lalu, nggak tau postingan kapan, gue nggak percaya bahwa kegagalan itu adalah kemenangan yang tertunda. Tapi sekarang, gue mulai meyakini itu. Kegagalan gue di lomba English camp akan mengantarkan gue kepada kemenangan di Speech contest! Yuhuuuuu..... I'm comiiiiiiiing :)

Ya oke, maksud gue dengan mengatakan gue harus menarik ucapan gue adalah, kemarin-kemarin gue ngerasa diri gue useless banget. Kalah lomba English camp, gue merasa diri gue bodoh. But no! Walaupun gue kalah, tapi dari ikut lomba English camp itu, gue jadi ketagihan buat ikutan lomba-lomba bahasa inggris semacam itu. Gue juga lebih ngerti trik-trik berbicara dalam bahasa inggris, cara menarik perhatian audience, cara bersikap ketika pidato, cara menjembatani tema dari satu tema ke tema lain. Pokoknya banyak deh ilmu baru yang bisa gue ambil dari English camp itu.

Oke, oke, oke. Sekali lagi, gue ternyata terlalu terlarut dalam kekecewaan gue terhadap kekalahan gue di lomba English camp. Sehingga gue nggak nyadar bahwa betapa banyak manfaat yang gue dapat di lomba itu.

Yeah well, ternyata pola pikir gue masih terlalu childish. Gue hanya melihat apa yang terlihat di depan gue, tanpa menapak tilasnya terlebih dahulu. I mean, waktu itu gue hanya ngerasa iri dan dendam ngeliat para pemenang lomba English Camp itu saat maju ke depan. Gue nggak berpikir jauh, bahwa mungkin para pemenang di lomba English Camp itu dulunya juga udah ngerasain gagal terlebih dahulu. Mungkin bahkan mereka nggak cuma harus ngerasain sekali-dua kali gagal. Tapi berulang kali sampai akhirnya mereka menang. Gue hanya melihat apa yang gue lihat saat itu aja, yaitu bahwa mereka menang dan gue kalah, dan gue iri, dan gue dendam. Gue nggak menapak tilas sejarah kemenangan mereka terlebih dahulu.

Yeah well, gue rasa sudah saatnya gue meng-make up my mind. Udah saatnya gue merubah pola pikir. It's time to grow up. Idealis boleh, tapi jangan sampai egois. Kecewa boleh, tapi jangan sampai lupa bersyukur. Gagal boleh, tapi jangan sampai enggan untuk bangkit. Dan terkahir, gue kembali percaya akan lagunya Nidji. Mimpi adalah kunci, untuk kita menaklukkan dunia. Gue kembali memegang mimpi gue. dan nggak akan gue lepas. Jadi penulis, menang lomba speech, naik gunung, jadi wirausahawan, emm... apalagi yaaa? Kalo jadi arkeolog kayaknya udah nggak. Hehehe... Tapi kalau antropolog, mungkin... who knows? 
Yah... inilah yang gue suka dari masa muda. Masa di mana gue akan melakukan kesalahan dan menemukan kebenaran secara bersamaan. Itu sebabnya gue suka novel teenlit. Haha... nggak ada hubungannya juga kali. Gue sih emang demen baca bacaan apa aja. Hehe

 
Well,
Last but not least, 
Teriak dulu yooook. Yel-yelnya anak sejarah.
Sejarah... JASMERAH JASMERAH MERDEKA :)
Buat para bule yang kuliah di UNS, suatu saat nanti lo akan liat gue lagi speech tentang sejarah Indonesia yang oke punya. Dan lo, wahai para bule, bakalan kagum sama sejarah bangsa Indonesia. Bangsa gue niiiiih, bangsa yang besar, bangsa yang berani bermimpi... 
:) 


Tidak ada komentar: