Aku pernah membenci orang karena
suatu hal. Tidak tanggung-tanggung. Yang kubenci itu adalah sahabatku sendiri.
Sahabat. Bukan teman. Tapi sahabat. Orang yang kupercayai, orang yang mengerti
aku sepenuhnya. Dan suatu ketika aku membencinya lebih dari musuh termenyebalkanku
sekalipun. Ya, dia tanpa sengaja pernah membuat kesalahan fatal dan itu sangat
mengecewakanku. Berbulan-bulan aku memendam rasa kesalku. Lama-lama rasa kesal
itu meledak dan bermetamorfosis menjadi rasa benci. Di depan sahabatku itu, aku
berlaku baik. Tapi dalam hati aku membencinya setengah mati. Aku belum bisa
memaafkannya saat itu. Ya, lambat laun aku merasa persahabatanku mulai tidak
sehat. Aku tahu letak penyakitnya adalah aku sendiri yang tidak mau memaafkan
sahabatku. Dan satu-satunya obat untuk menyehatkan persahabatanku adalah aku
harus memaafkannya tanpa harus menunggu dia meminta maaf. Semuanya berjalan
lambat. Jujur aku butuh waktu lama untuk memaafkannya. Tapi lambat laun
semuanya pulih kembali. Aku sudah mulai melupakan kesalahannya, walau terkadang
masih sakit hati bila mengingatnya. Tapi semuanya berjalan mengalir. Dan aku
sudah menganggapnya lagi sebagai sahabat. #really?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar