Dibohongi itu sakit. Bukan hanya
dalam urusan cinta yang namanya kepalsuan itu menyiksa. Dalam urusan sosial
biasa pun itu sangat menyiksa. Aku pernah dibohongi. Aku tahu tujuannya baik.
Tapi, aku merasa dipecundangi. Aku merasa dinilai bodoh. Aku merasa tidak
dihargai. Aku merasa si perencana kebohongan itu bertindak seenaknya, tidak
meminta persetujuan dariku mau atau tidak untuk dibohongi. Rasanya, ah…. Aku
benar-benar merasa dipermainkan. Pembohong itu orang yang kejam. Sangat kejam.
Sekalipun tujuannya demi kebaikan, aku merasa diinjak-injak. Si pembohong itu
tidak mempertimbangkan perasaanku. Sekalipun sebenarnya kebohongan yang
dilakukannya tidak memberi dampak positif maupun negatif bagiku, tapi tanpa dia
tahu sebenarnya dampak-dampak yang dikiranya tidak ada itu ada pada diriku.
Karena kebohongannya itu aku merasakan dampak negatif. Aku merasakan rasanya
dinilai bodoh, diinjak-injak, tidak dihargai. Kejam! Jujur sampai sekarang, aku
belum bisa memaafkan si pembohong itu 100%. Aku masih merasakan goresan-goresan
luka tiap kali mengingat dia membohongiku.
Anyway, postingan kali ini nggak penting banget yah? Auk ah pemirsa. Pokoknya saya lagi kesel! Wkwkwk... labil bos #hiks hiks sambil nangis
Anyway, postingan kali ini nggak penting banget yah? Auk ah pemirsa. Pokoknya saya lagi kesel! Wkwkwk... labil bos #hiks hiks sambil nangis
2 komentar:
Siapa ris?
:O
Kenapa kamu?
Aku tow? :(
Bukan bukan sin. Kalem... bukan kamu say hehe... itu curhatanku udah lama banget. Tapi trus kok bahasanya berbobot. yaudah tak posting. jarang-jarang aku bisa merangkai kata sebegitu emosionalnya hahaha
Posting Komentar