Minggu, 21 Oktober 2012

sharing: shit you, damn you, who the hell are you, huh????


Dibohongi itu sakit. Bukan hanya dalam urusan cinta yang namanya kepalsuan itu menyiksa. Dalam urusan sosial biasa pun itu sangat menyiksa. Aku pernah dibohongi. Aku tahu tujuannya baik. Tapi, aku merasa dipecundangi. Aku merasa dinilai bodoh. Aku merasa tidak dihargai. Aku merasa si perencana kebohongan itu bertindak seenaknya, tidak meminta persetujuan dariku mau atau tidak untuk dibohongi. Rasanya, ah…. Aku benar-benar merasa dipermainkan. Pembohong itu orang yang kejam. Sangat kejam. Sekalipun tujuannya demi kebaikan, aku merasa diinjak-injak. Si pembohong itu tidak mempertimbangkan perasaanku. Sekalipun sebenarnya kebohongan yang dilakukannya tidak memberi dampak positif maupun negatif bagiku, tapi tanpa dia tahu sebenarnya dampak-dampak yang dikiranya tidak ada itu ada pada diriku. Karena kebohongannya itu aku merasakan dampak negatif. Aku merasakan rasanya dinilai bodoh, diinjak-injak, tidak dihargai. Kejam! Jujur sampai sekarang, aku belum bisa memaafkan si pembohong itu 100%. Aku masih merasakan goresan-goresan luka tiap kali mengingat dia membohongiku.
Anyway, postingan kali ini nggak penting banget yah? Auk ah pemirsa. Pokoknya saya lagi kesel! Wkwkwk... labil bos #hiks hiks sambil nangis

2 komentar:

Shindinia mengatakan...

Siapa ris?
:O
Kenapa kamu?
Aku tow? :(

Max Havelaar English Course mengatakan...

Bukan bukan sin. Kalem... bukan kamu say hehe... itu curhatanku udah lama banget. Tapi trus kok bahasanya berbobot. yaudah tak posting. jarang-jarang aku bisa merangkai kata sebegitu emosionalnya hahaha